Tulisan 1
·
Penjabaran
konsep diri
Saya adalah Radika Pratama, berusia 19 tahun. Saya adalah
seorang anak tunggal, saya bertempat tinggal di perumnas 3. Semenjak kecil,
saya tinggal dengan ibu dan nenek saya. Sejak kecil saya sudah bercita-cita
ingin menjadi seseorang yang sukses oleh karena itu saya belajar dengan giat
dari mulai taman kanak-kanak hingga saya kelak lulus nanti. Saya bercita-cita
menjadi orang yang bekerja di kantoran dan saya kuliah mengambil jurusan
psikologi sesuai dengan minat saya. Saya ingin menjadi sarjana psikologi
setelah lulus nanti.
Kelebihan yang saya miliki adalah saya merupakan seseorang
yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Saya tidak ingin melihat teman
saya kecewa atau sedih karena suatu hal, jadi saya selalu membuat teman saya
ceria dan senang. Selain itu, di dalam pertemanan ini saya juga lebih solid
untuk menjaga pertemanan saya agar tidak rusak. Di dalam keluarga pun, saya
patuh terhadap apa yang dilarang dan harus dilakukan dari orang tua saya. Saya
merupakan orang yang tidak bisa melawan orang tua. Dan saya tidak mudah untuk
marah, dan sabar dalam menghadapi masalah.
Kekurangan yang saya miliki adalah saya orang yang pemalu,
tidak berani berbicara di depan umum, saya selalu ingin cepat dan instan dalam
mendapatkan sesuatu. Jika saya disuruh untuk usaha terlebih dahulu, saya
cenderung untuk malas melakukannya. Dan saya juga cenderung kurang percaya
diri, hal itu yang menyebabkan saya menjadi seseorang yang pemalu.
·
Contoh
berita tentang ketidaksehatan mental
Putus Cinta, ABG Nekat Gantung Diri
Senin,
11 Juni 2012 18:04 WIB | Yodie Hardiyan/JIBI/SOLOPOS |
GUNUNGKIDUL–-Aksi
gantung diri yang marak terjadi di Gunungkidul tidak hanya dilakukan oleh warga
yang berusia tua. Aksi ini juga dilakukan oleh remaja berusia belasan tahun
seperti yang dilakukan Nh, 16, warga Kecamatan Saptosari, Senin (11/6/2012).
Mengapa
Ningsih bunuh diri? Diduga kuat karena putus cinta. Tidak jauh dari lokasi
ditemukannya Ningsih gantung diri, ada sepucuk surat cinta tanpa alamat yang
diduga ditujukan untuk sang pujaan hati.
Peristiwa
ini kali pertama diketahui oleh Sr,37 yang tak lain ibunya Nh. Kala itu,
sekitar pukul 09.45, Sr mencari Nh di dalam kamar. Betapa terkejutnya sang ibu
ketika melihat anak yang disayanginya itu telah tewas karena lehernya terjerat
dengan tali plastik.
Sampai
berita ini ditulis, belum diketahui siapa pacar Ningsih itu. Kepala Kepolisian
Resor Gunungkidul, AKBP Ihsan Amin, mengatakan polisi sudah melakukan olah
tempat kejadian perkara dan pemeriksaan korban ke Pusat Kesehatan Masyarakat.
“Tidak
ada tanda-tanda penganiayaan. Dari keterangan saksi, peristiwa gantung diri
diduga karena putus cinta,” kata AKBP Ihsan kepada wartawan. Menurutnya,
maraknya kasus gantung diri di Gunungkidul bukan hanya masalah polisi saja.
“Kami
perlu kerja sama dengan banyak pihak seperti ulama dan Pemerintah Daerah,”
katanya. Berdasarkan data makalah dr. Ida Rochmawati, ahli jiwa di RSUD
Wonosari, prosentase terkecil umur pelaku bunuh diri di Gunungkidul adalah di
bawah 18 tahun yakni 5 persen.
Prosentase
pelaku terbanyak berusia 60 tahun ke atas (60%), sisanya 46-59 tahun (24%)
serta 19-45 tahun (24%). Kasus yang dialami Ningsih ini merupakan kasus bunuh
diri ke-23 di Bumi Handayani.
Pendapat
saya :
Dalam
pandangan saya seharusnya korban membuat keputusan bijak dan harus berpikir
jernih sebelum melakukan perbuatan tersebut dan jangan melakukan perbuatan itu
karena urusan cinta dalam kasus ini korban digolongkan ke dalam ketidaksehatan
mental dikarenakan terganggu nya proses berpikir dan tidak bisa mengontrol diri
mengakibatkan terganggunya proses berpikir membuat dirinyaa tertekan dan
memutuskan untuk melakukan gantung diri dengan persepsi bahwa setelah melakukan
gantung diri,dirinya dapat terbebas dari segala hal yang membuat diri nya
tertekan.
sumber berita :
http://www.solopos.com/2012/06/11/bunuh-diri-putus-cinta-abg-nekat-gantung-diri-192750
Tidak ada komentar:
Posting Komentar