Jumat, 28 Maret 2014

Kesehatan Mental (Tulisan 1)



Tulisan 1
·         Penjabaran konsep diri
Saya adalah Radika Pratama, berusia 19 tahun. Saya adalah seorang anak tunggal, saya bertempat tinggal di perumnas 3. Semenjak kecil, saya tinggal dengan ibu dan nenek saya. Sejak kecil saya sudah bercita-cita ingin menjadi seseorang yang sukses oleh karena itu saya belajar dengan giat dari mulai taman kanak-kanak hingga saya kelak lulus nanti. Saya bercita-cita menjadi orang yang bekerja di kantoran dan saya kuliah mengambil jurusan psikologi sesuai dengan minat saya. Saya ingin menjadi sarjana psikologi setelah lulus nanti.
Kelebihan yang saya miliki adalah saya merupakan seseorang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Saya tidak ingin melihat teman saya kecewa atau sedih karena suatu hal, jadi saya selalu membuat teman saya ceria dan senang. Selain itu, di dalam pertemanan ini saya juga lebih solid untuk menjaga pertemanan saya agar tidak rusak. Di dalam keluarga pun, saya patuh terhadap apa yang dilarang dan harus dilakukan dari orang tua saya. Saya merupakan orang yang tidak bisa melawan orang tua. Dan saya tidak mudah untuk marah, dan sabar dalam menghadapi masalah.
Kekurangan yang saya miliki adalah saya orang yang pemalu, tidak berani berbicara di depan umum, saya selalu ingin cepat dan instan dalam mendapatkan sesuatu. Jika saya disuruh untuk usaha terlebih dahulu, saya cenderung untuk malas melakukannya. Dan saya juga cenderung kurang percaya diri, hal itu yang menyebabkan saya menjadi seseorang yang pemalu.

·         Contoh berita tentang ketidaksehatan mental
Putus Cinta, ABG Nekat Gantung Diri
Senin, 11 Juni 2012 18:04 WIB | Yodie Hardiyan/JIBI/SOLOPOS |

GUNUNGKIDUL–-Aksi gantung diri yang marak terjadi di Gunungkidul tidak hanya dilakukan oleh warga yang berusia tua. Aksi ini juga dilakukan oleh remaja berusia belasan tahun seperti yang dilakukan Nh, 16, warga Kecamatan Saptosari, Senin (11/6/2012).

Mengapa Ningsih bunuh diri? Diduga kuat karena putus cinta. Tidak jauh dari lokasi ditemukannya Ningsih gantung diri, ada sepucuk surat cinta tanpa alamat yang diduga ditujukan untuk sang pujaan hati.

Peristiwa ini kali pertama diketahui oleh Sr,37 yang tak lain ibunya Nh. Kala itu, sekitar pukul 09.45, Sr mencari Nh di dalam kamar. Betapa terkejutnya sang ibu ketika melihat anak yang disayanginya itu telah tewas karena lehernya terjerat dengan tali plastik.

Sampai berita ini ditulis, belum diketahui siapa pacar Ningsih itu. Kepala Kepolisian Resor Gunungkidul, AKBP Ihsan Amin, mengatakan polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan korban ke Pusat Kesehatan Masyarakat.

“Tidak ada tanda-tanda penganiayaan. Dari keterangan saksi, peristiwa gantung diri diduga karena putus cinta,” kata AKBP Ihsan kepada wartawan. Menurutnya, maraknya kasus gantung diri di Gunungkidul bukan hanya masalah polisi saja.

“Kami perlu kerja sama dengan banyak pihak seperti ulama dan Pemerintah Daerah,” katanya. Berdasarkan data makalah dr. Ida Rochmawati, ahli jiwa di RSUD Wonosari, prosentase terkecil umur pelaku bunuh diri di Gunungkidul adalah di bawah 18 tahun yakni 5 persen.

Prosentase pelaku terbanyak berusia 60 tahun ke atas (60%), sisanya 46-59 tahun (24%) serta 19-45 tahun (24%). Kasus yang dialami Ningsih ini merupakan kasus bunuh diri ke-23 di Bumi Handayani.

Pendapat saya :
Dalam pandangan saya seharusnya korban membuat keputusan bijak dan harus berpikir jernih sebelum melakukan perbuatan tersebut dan jangan melakukan perbuatan itu karena urusan cinta dalam kasus ini korban digolongkan ke dalam ketidaksehatan mental dikarenakan terganggu nya proses berpikir dan tidak bisa mengontrol diri mengakibatkan terganggunya proses berpikir membuat dirinyaa tertekan dan memutuskan untuk melakukan gantung diri dengan persepsi bahwa setelah melakukan gantung diri,dirinya dapat terbebas dari segala hal yang membuat diri nya tertekan.

sumber berita : 
http://www.solopos.com/2012/06/11/bunuh-diri-putus-cinta-abg-nekat-gantung-diri-192750

Kamis, 27 Maret 2014

Kesehatan Mental (tugas1)



a. Pengantar
1. Orientasi Kesehatan mental
Beberapa ahli mengemukakan orientasi umum dan pola-pola wawasan kesehatan mental, yang terbagi menjadi tiga orientasi, yaitu :

Orientasi Klasik
Orientasi ini biasa digunakan dalam dunia kedokteran. pada orientasi ini individu sehat adalah individu yang tidak mempunyai keluhan tertentu, yang semuanya menimbulkan perasaan "sakit" atau perasaan "tak sehat", serta mengganggu efisiensi dan efektifitas kegiatan sehari-hari, yang mencakup fisik dan mental.

Orientasi Penyesuaian Diri
Landasan orientasi ini menyatakan bahwa manusia pada umumnya adalah makhluk yang sehat secara mental. Penetuan sehat atau sakit mental dilihat sebagai derajat kesehatan mental. Menurut orientasi ini, kesehatan mental adalah kondisi kepribadian individu secara utuh.

Orientasi Pengembangan Potensi
Individu yang sehat mental adalah individu yang dapat dan mampu mengembangkan dan memamanfaatkan potensi yang ada pada dirinya untuk kegiatan yang positif - kosntruktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas dirinya, yang digunakan dalam kehidupan sehari - hari.


2. Konsep Sehat
Menurut WHO. Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Menurut Pender (1982). Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan. Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

3. Sejarah Perkembangan kesehatan mental
Kesehatan mental merupakan gambaran sebuah level atau tingkatan dari psikologis seseorang . Perspektif dari holisme , kesehatan mental  mencakup kemampuan seseorang untuk menikmati hidup dan membuat keseimbangan antara aktivitas dan upaya untuk ketahanan psikologis . 
  • Sebelum tahun 1600
Orang Indian sering juga disebut penyembuh bagi orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual . Kepercayaan mereka yang masih sangat kuat terhadap roh-roh sangat mempengaruhi mental mereka , dan orang yang mengalami gangguan jiwa sering dibuang dan disingkirkan oleh masyarakat .  
·         1692
Pengaruh Kristen mulai masuk dari para imigran di eropa . Orang yang mengalami gangguan jiwa tahun-tahun ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya , dibenci , dijauhkan atau dianggap terkena sihir
·         1724
Cotton Mather sebagai pendeta membantah hal-hal yang berhubungan dengan sihir dan takhyul sebagai gangguan mental  . Dan pada masa ini , pengobatan medis untuk menangani kesehatan mental pun mulai diperkenalkan pada masyarakat.
·         1820
Benjamin Rush , pengacara yang menangani masalah penyakit mental secara manusiawi . Ia juga mempublikasikan buku berjudul medical inquires dan observation upon disease of the mind .
·         1843
Amerika telah mendirikan sekitar 24 rumah sakit dan 2000 lebih tempat tidur untuk menangani pasien yang mengalami gangguan mental .
·         1900’n
Clifford beers memperkenalkan istilah mental hygiene .
Ia juga membaharui sistem keperawatan bagi masyarakat yang mengalami kesehatan mental . 
·         1950
Dibentuknya NAMH (National Association of Mental Health ) untuk melanjutkan misi Beers dengan lebih jelas melalui media perantara , seperti televisi dan lainnya .


b. Teori Kepribadian Sehat

Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud dilahirkan 6 Mei 1856 dari sebuah keluarga Yahudi di Freiberg, Moravia, sebuah kota kecil di Austria (kini menjadi bagian dari Cekoslowakia). Pada saat Freud berusia 4 tahun, keluarganya mengalami kemunduran ekonomi, dan ayah Freud membawa pindah Freud sekeluarga ke kota Wina. Setelah menamatkan sekolah menengahnya di kota Wina ini, Freud masuk fakultas kedokteran Universitas Wina dan lulus sebagai dokter pada tahun 1881. Dari catatan pribadinya diketahui bahwa Freud sesungguhnya tidak tertarik untuk menjalani praktek sebagai dokter, dan lebih tertarik kepada kegiatan penelitian ilmiah. Tetapi karena desakan ekonomi keluarga, dibina bersama Martha Bernays, istrinya yang dinikahi Freud pada tahun 1886, Freud akhirnya menjalani praktek yang tidak disukainya itu. Di sela-sela waktu prakteknya Freud masih menyempatkan diri untuk melakukan kegiatan penelitian dan menulis. Adapun minat ilmiah utama Freud adalah pads neurologi, sebuah minat yang menyebabkan Freud menekuni penanganan gangguan-gangguan neurotik, k hususnya histeria.
Ada dua orang yang berpengaruh besar bagi pemikiran Freud, yaitu Breuer, seorang psikiater terkenal di Wina dan Charcot, dokter syaraf terkenal di Perancis. Bersama-sama dengan Breuer, Freud menangani pasien-pasien dengan gangguan histeria yang menjadi bahan bagi tulisannya, Studies in Histeria. Pada dekade awal abad 20, psikoanalisa semakin populer dan tulisan-tulisan Freud semakin berpengaruh. Ia juga memiliki banyak pengikut/murid yang terkenal, antara lain Adler dan Jung. Mulai terbentuk forum-forum diskusi rutin antar ahli psikoanalisa dimana mereka dapat mendiskusikan konsep-konsep psikoanalisa. Freud meninggalkan Austria pada saat Hitler semakin berkuasa dan posisinya sebagai intelektual Yahudi memberinya berbagai kesulitan. Melalui usaha Ernest Jones, seorang Inggris dan dubes Inggris di Austria, pada tahun 1938 Freud keluar dari Austria dan berimigrasi ke Inggris hingga akhir hayatnya di 1939.
B.    TINGKAT KEHIDUPAN MENTAL
Menurut freud dalam buku Theorys of Personality (Feist, Jess dan Gregory J. Feist, 2008: 22), kehidupan mental dibagi menjadi dua tingkatan yaitu alam bawah sadar (unconscious) dan alam sadar (conscious). Alam sadar sendiri memiliki dua lagi tingkatan yang berbeda, yakni alam bawah sadar sesungguhnya dan ambang-kesadaran (preconscious).
Alam kesadaran terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
  1. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
  2. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita berusaha mengingatnya kembali.
  3. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
C. STRUKTUR KEPRIBADIAN
  • Id
Id (istilah Freud: das Es) adalah sistem kepribadian yang paling dasar, sistem yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
  • Ego
Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada  dunia objek dari kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan. Apabila dikaitkan dengan contoh orang yang sedang lapar, maka bisa diterapkan bahwa ego bertindak sebagai penunjuk atau pengarah kepada orang yang sedang lapar ini kepada makanan.
  • Superego
Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud, superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan, berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut seperti orang tua dan guru (Supratiknya, 1993: 35).


Aliran Humanistik
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistik mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif, yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Maslow menjadi terkenal karena teori motivasinya, yang dituangkan dalam bukunya “Motivation and Personality”. Dalam buku tersebut diuraikan bahwa pada manusia terdapat lima macam kebutuhan yang berhirarki, meliputi:
1)    Kebutuhan-kebutuhan fisiologis (the physiological needs)
2)    Kebutuhan-kebutuhan rasa aman (the safety needs / the security needs)
3)    Kebutuhan rasacinta dan memiliki (the love and belongingness needs)
4)    Kebutuhan akan penghargaan diri (the self-esteem needs)
5)    Kebutuhan akan aktualisasi diri (the self-actualization needs)
Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusian. Ada empat ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu:
a)    Memusatkan perhatian pada person yang mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
b)    Memberi tekanan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandangan tentang manusia yang mekanistis dan reduksionis.
c)    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang akan digunakan.
d)    Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu (Misiak dan Sexton, 1988). Selain Maslow sebagai tokoh dalam psikologi humanistik, juga Carl Rogers (1902-1987) yang terkenal dengan client-centered therapy (Walgito, B 2002 : 80).
 


Pendapat Fromm
Menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk sosial. Berdasar pada pendapat tersebut, maka salah satu ciri pribadi yang sehat berarti adanya kemampuan untuk hidup dalam masyarakat sosial. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses sosial di dalam masyarakat. Masyarakat yang menjadikan seseorang berkepribadian sehat adalah masyarakat yang hubungan sosialnya sangat manusiawi.
Jadi menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh cinta dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan lainnya. Tujuan hidup seorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri dan bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya atau fungsinya (A man whose goal in life is being, not having and using). Dengan demikian, menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat,
  • mampu mencintai dan dicintai,
  • mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
  • mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat,
  • mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya
  • memiliki watak sosial yang produktif 
  • Penyesuain diri
  • Pengertian penyesuaian diri adalah proses yang diharapi oleh individu dalam mengenal lingkungan yang baru. Menurut Schneider (dalam Partosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengatasi tekanan kebutuhan, frustrasi dan kemampuan untuk mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat. Menurut Callhoun dan Acocella (dalam Sobur, 2003), penyesuaian dapat didefenisikan sebagai interaksi individu yang kontinu dengan diri individu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Menurut pandangan para ahli diatas, ketiga faktor tersebut secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik mengingat individu secara konstan juga mempengaruhi kedua faktor lain.
    Menurut Schneiders (1964), pengertian penyesuaian diri dapat ditiinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
    1)      Penyesuaian sebagai adaptasi --- Menurut pandangan ini, penyesuaian diri cenderung diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik, bukan penyesuaian dalam arti psikologis, sehingga ada kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan yang terabaikan.
    2)      Penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas --- Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pengertian ini menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial maupun emosional. Menurut sudut pandang ini, individu selalu diarahkan kepada tuntutan konformitas dan diri individu akan terancam tertolak jika perilaku individu tidak sesuai dengan norma yang berlaku.  
    Pengertian penyesuaian diri (adaptasi) pada awalnya berasal dari pengertian yang didasarkan pada ilmu biologi, yaitu dikemukakan oleh Charles Darwin yang terkenal dengan teori evolusi. Ia mengatakan “genetic changes can improve the ability of organisms to survive, reproduce, and in animals, raise offspring, this process is called adaptation”. Artinya tingkah laku manusia dapat dipandang sebagai reaksi terhadap berbagai tuntutan dan tekanan alamiah lainnya. Semua makluk hidup secara alami telah dibekali beradaptasi dengan keadaan lingkungan alam untuk bertahan hidup. Dalam istilah psikologi, penyesuaian diri (adaptasi dalam istilah biologi) disebut dengan istilah adjustment merupakan suatu proses untuk mencari titik temu antara kondisi diri dan tuntutan lingkungan (Davidoff, 1991). 
    Dengan demikian, penyesuaian diri merupakan suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai berikut.
    a.    Penyesuaian diri berarti adaptasi dapat dipertahankan eksistensi, atau bisa “survive” dan memperoleh kesejahteraan jasmani dan rohani, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan lingkungan sosial. 
    b.   Penyesuaian diri dapat pula diartikan sebagai konformitas yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip yang berlaku umum.

    sumber :
    http://relovemes.blogspot.com/2013/04/dimensi-sejarah-teori-dan-pendapat.html 
    http://www.psydu.com/aliranpsikoanalisa  

    http://agnesdevia.wordpress.com/2013/03/29/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran-psikoanalisa-aliran-behavioristik-dan-aliran-humanistik/